Haaaii..
Bellaa datang lg, membawa cerita
dari Jepang yg emang udah lama banget tp sangat menyentuh. Dan biar kita sadar
juga, buat berhenti membully dan melakukan kekerasan ke siapa aja khususon
"PEREMPUAN"
Mungkin ini juga karna saya lg
sebel dgn berita Ardina Rasti - Eza Gionino ituuu!!
Okee langsung yaa! #STOPBULLYING
#STOPKEKERASAN CINTAI ORTU, HORMATI GURUMU SAYANGI TEMAN ITU LAH TANDANYA ANAK
YANG BUDIMAN!! *malahnyanyi* :'D
JUNKO FURUTA TRUE STORY
Junko Furuta adalah seorang gadis berumur
16 tahun, sama seperti gadis lainnya. Ia seorang pribadi yang ceria, bersahaja,
dan sangat baik. Junko adalah siswi dari sekolah menengah Misato, di Saitama
Prefecture, Japang. Ia adalah seorang remaja yang cantik, tidak seperti remaja
lainnya. Junko tidak pernah merokok atau minum-minuman keras. Junko sangat
terlihat tidak menarik di mata para remaja gengster saat itu, namun Hiroshi
Miyano menaruh hati padanya. Hiroshi memang tidak pernah menginginkan hubungan
yang sesungguhnya, ia hanya ingin bersenang-senang dan “mencicipi” Junko.
Hiroshi biasa melakukan kekerasan di sekolahnya, dan ia adalah salah satu
generasi muda dari Yakuza. Tidak ada yang berani menolaknya, tapi Junko dengan
berani mengatakan “Tidak.” Dan inilah awal dari serangkaian mimpi buruk, mimpi
terburuk yang mungkin dapat terjadi pada seorang wanita atau bahkan manusia.
Pada 25 November 1988, Junko diculik oleh 4
orang remaja. Salah seorang dari remaja itu adalah Hiroshi. Dan inilah awal
mula dari mimpi buruk yang berlangsung selama 44 hari, dan Junko harus
menghadapinya seorang diri. Selama 44 hari Junko harus melawati penyiksaan
paling kejam yang mungkin pernah terjadi pada seorang wanita, penyiksaan yang
tidak pantas dilakukan siapapun terhadap seseorang. Terkadang hal buruk selalu
terjadi kepada orang baik, Junko salah satunya..
Selama masa penculikan Junko dipaksa
menelpon orang tuanya dan mengatakan bahwa ia lari dari rumah lalu tinggal
bersama temannya. Ia dipaksa memberitahu orang tuanya jika dia dalam keadaan
baik-baik saja. Para penyekap Junko melakukan
ini agar polisi tidak melakukan pencarian paska menghilangnya Junko.
Orang tua dari Nobuharu Minato, pemuda yang
rumahnya digunakan untuk menyekap Junko hanya datang beberapa kali dalam
sebulan. Ketika orang tua Nobuharu datang, Junko dipaksa untuk mengaku sebagai
pacar salah satu dari mereka. walaupun orang tua Nobuharu menyadari bahwa Junko
sepertinya diculik, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka takut
berhubungan dengan Hiroshi yang merupakan generasi dari Yakuza.
Selama 44 hari masa penculikannya, Junko
dipaksa untuk bertahan menerima segala macam siksaan mereka, menahan segala
penderitaan dan rasa sakit yang benar-benar tidak tertahan. Sampai akhirnya
Junko dibunuh.
Selama 44 hari Junko di paksa untuk
telanjang bulat, tanpa sehelai pakaian yang menempel di tubuhnya. ia diperkosa
oleh lebih dari 100 pria lewat anus dan vagina, penculik Junko juga mengundang
beberapa anggota Yakuza untuk memperkosa Junko setiap harinya, diperkirakan
Junko sudah diperkosa sampai 500 kali. pada titik tertentu ia diperkosa oleh 12
laki-laki yang berbeda dalam satu hari.
Selama 44 hari Junko juga harus menerima
pukulan keras di wajahnya, mereka memukuli Junko dengan stik golf, dan membenturkan
wajahnya ke lantai. 100 pria yang memerkosa Junko mengakui menikmati perlakuan
mereka, mereka sangat senang saat melukai Junko. Setelah diperkosa, Junko
dipaksa untuk masturbasi di depan mereka dan tamu-tamu mereka. mereka juga
memasukan beberapa benda asing ke dalam anus dan Vagina Junko, seperti sebuah
botol air mineral, lempengan besi, gunting, tongkat untuk menusuk daging
panggang, dan panggangan yang sangat panas. Hiroshi juga membakar klitorisnya
dengan sebuah korek api.
Junko tidak pernah diberi makan, ataupun
minum. Ia dibiarkan kelaparan dan kehausan. Ia dipaksa untuk makan kecoa hidup
dan meminum air seninya sendiri. Selain itu, para penculik Junko juga memasukan
kembang api yang masih menyala ke dalam lubang dubur Junko, hingga kembang api
itu padam. Itu mengakibatkan luka bakar yang cukup parah. Setelah itu mereka
menjepit puting Junko menggunakan penjepit besar hingga membuat putingnya
robek, dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Junko tidak tahu lagi apa yang
ia rasakan, seluruh tubuhnya sudah dipenuhi rasa sakit yang teramat sangat.
Kemudian mereka mengikat tubuh Junko dengan posisi tangan dan kaki terbuka di
atas lantai, lalu mereka menjatuhkan sebuah Dumbbell yang berat ke atas
perutnya, ini mengakibatkan seluruh isi perut Junko keluar. Isi perutnya keluar
melalui anus dan mulut..
Junko berharap segala siksaannya berakhir,
tapi bukannya berakhir. Ia malah digantung di langit-langit rumah dengan
keadaan telanjang dan dibiarkan kedinginan selama beberapa hari. Setelah
beberapa hari tubuh Junko diturunkan, Hiroshi meneteskan lilin panas ke atas
pelupuk mata Junko, lalu membakarnya…
Setelah itu mereka menusuk payudara Junko
dengan jarum jahit, hingga jarum itu memenuhi payudaranya. Dan yang paling
menyakitkan adalah mereka memasukan sebuah lampu bohlam ke dala vagina Junko,
kemudian menggosok-gosokannya hingga bola lampu itu meledak di dalam rahim
Junko. Hal ini membuat luka robek yang sangat serius di rahim Junko..
Selama masa penyiksaan itu, Junko berusaha
keras untuk bernapas. Ia mengalami kesulitan bernapas melalui hidung karena
darah sudah membanjiri rongga hidungnya. Ia mengalami trauma, begitupun
organ-organ tubuh Junko. Hingga tubuhnya menolak saat ia mencoba untuk makan,
dan minum. Junko terus menerus muntah, dan itu membuatnya mengalami dehidrasi
yang ekstreme. Tidak cukup sampai disitu, itu juga membuat penyekapnya kembali
menyiksanya dan melayangkan beberapa pukulan ke wajahnya yang sudah membiru,
bahkan mengihitam karena ia mengotori karpet.
Saat orang-orang yang menyanderannya sedang
beristirahat minum-minum, Junko berusaha untuk menghubungi polisi. Tapi aksinya
itu tertangkap, dan membuatnya harus merasakan hukuman atas pecobaan melarikan
diri. Mereka menyiram kaki Junko dengan bensin dan membakarnya, membuat seluruh
kulit kakinya melepuh. Merkea juga memasukan sebuah botol besar ke dalam
anusnya, menyebabkan pendarahan hebat di bagian dalam anusnya.
Dengan kaki yang terbakar, dan luka-luka
yang memenuhi tubuhnya. ia tidak lagi bisa berjalan, bahkan tangannya pun tidak
dapat menggenggam apapun. Seluruh tulang di tubuhnya patah karena pukulan yang
bertubi-tubi. Karena saat itu sedang musim dingin, Junko dipaksa untuk tidur di
teras rumah dengan suhu dingin yang ektreme.
Dengan segala luka bakar, dan pendarahan
akibat benda-benda asing yang dimasukan ke tubuhnya. Junko hanya bisa
menrangkak, ia harus menghabiskan 1 jam untuk merangkak ke kamar mandi. Gendang
telinga Junko pecah, dan ukuran otaknya pun menyusut.
Di hari ke 43 Junko sudah tidak tahan
dengan rasa sakit yang ia rasakan diseluruh tubuhnya, bahkan ia meminta dibunuh
saja saat itu dan menyelesaikan seluruh rasa sakitnya. Tapi para penculiknya
tidak menyetujui keinginan Junko, mereka pun tidak mau membunuh Junko. Sebuah
permintaan yang paling buruk yang pernah terucap dari mulut manusia.
Pada 4 Januari 1989. Para penculik Junko mengajaknya bermain Mahjong, dan
tanpa diduga Junko memenangkan permainan. Tapi kemenangannya justru membawa
petaka baginya, para penculik Junko geram karena kemenangannya. Mereka
memukulinya (lagi) dengan barbel besi, dan membakar kaki, tangan perut, dan
wajahnya setelah menyiraminya dengan bensin.
Seluruh tubuh Junko sudah dipenuhi luka
bakar, lebam, dan pendarahan yang sudah sangat parah. Ia juga mengalami
dehidrasi yang lebih hebat, seluruh oragan tubuhnya mengalami shock. Hingga
akhirnya Junko meninggal keesokan harinya…
Para penculik memasukan tubuh Junko ke dalam
sebuah drum besar, lalu mengisinya dengan 55 galon semen. Setelah itu mereka
membuang drum itu di Koto, Tokyo.
Junko akhirnya harus menyerah, ia meregang
nyawa dengan tubuh yang hancur. Ia harus menyerah setelah dikepung dengan rasa
sakit yang meremukan, ia tidak punya pilihan. Ia mati di tangan manusia-manusia
yang tidak terlihat seperti manusia. Seorang gadis 16 tahun yang mungkin masih
mempunyai masa depan yang membentang, ia harus rela meninggalkan semuanya. Masa
depannya, keluarganya, dan cinta yang menungkin menunggunya.
PENAHANAN
DAN HUKUMAN
Para cowok itu ditangkap dan disidangkan sebagai orang dewasa, tapi karena
Jepang menangani kejahatan yag dilakukan oleh pelaku yang masih dibawah umur,
maka identitas mereka disembunyikan oleh persidangan. Akan tetapi, seminggu
kemudian, majalah mingguan bernama Shukan Bunshun menerbitkan nama mereka,
dengan menyatakan "Hak asasi tidak dibutuhkan oleh penjahat biadab".
Mereka juga menerbitkan nama asli Furuta lengkap dengan detail tentang
kehidupan pribadinya dan menerbitkannya besar-besaran di media.
Kamisaku
dituntut sebagai pemimpin para cowok itu menurut persidangan. Keempat cowok itu
diberi dinyatakan bersalah tetapi hanya diberi hukuman 8 tahun (seharusnya
hukuman mati tuh dengan cara paling menyakitkan dengan tuntutan "membuat
luka fisik yang menyebabkan kematian", yang seharusnya mereka dituntut
dalam tuntutan pembunuhan. Orang tua cowok A menjual rumah mereka dengan harga
maksimum 50 juta yen atau 5 miliar rupiah dan membayarnya sebagai kompensasi
untuk keluarga Furuta. (Penderitaan Furuta tidak sebanding dengan harga
berapapun
Orangtua
Junko Furuta terkejut dengan kalimat yang diterima dari pembunuh anak
perempuannya, dan bergabung dengan grup masyarakat melawan orangtua cowok C
yang rumahnya dijadikan tempat menyekap. Ketika beberapa masalah ditimbulkan
dari bukti (semen dan rambut yang didapat dari tubuh itu tidak cocok dengan
para cowok2 yang ditangkap), pengacara yang menangani lembaga masyarakat
memutuskan untuk tidak membantu mereka lagi karena merasa ga ada bukti berati
ga ada kasus atau dakwaan.(pengacara, apa disogok ya!). Ada spekulasi bahwa bukti yang mereka dapat
itu didapat dari orang tidak teridentifikasi yang memperkosa atau ikut mukulin
furuta.
Satu
dari yang paling mengganggu dari kisah nyata ini adalah bahwa para pembunuh
Furuta sekarang bebas (di bulan Agustus 1999). Setelah membuat Junko Furuta melalui
berbagai penderitaan, mereka adalah cowok bebas sekarang. Tetapi, di bulan juli
2004, Jo Kamisaku kembali ditangkap karena mencelakai seorang kenalannya
(cowok), karena dia pikir kenalannya itu membuat pacarnya menjauhi dia. Ia
memukuli kenalannya itu selama 4 jam, dan bahkan sebelum ia menganiayanya,
dengan bangga ia menceritakan tentang perbuatannya sebelumnya (pembunuhan
Furuta ) kepada kenalan yang akan disiksanya itu. Kamisaku dituntut dihukum 7
tahun dengan tuduhan pemukulan (berarti dia sekarang masih di penjara). Pada
kasus penculikan, perkosaan, penyiksaan dan pembunuhan atas diri Junko Furuta
dia hanya dipenjara 8 tahun... Tapi untuk kasus pemukulan, dia di penjara
selama 7 tahun. KEADILAN MACAM APA INI!!!
Seorang
cewek smu diculik oleh 4 remaja pengacau ketika dia sedang perjalanan ke tempat
kerja sambilannya. Mereka membawa dia ke rumah seorang teman, mengurungnya di
kamar, dan selama 44 hari kedepan dan menerapkan setiap bentuk tak terbayangkan
oleh manusia berhati untuk menyiksanya (dan beberapa dari kita ga akan mau
bayangkan). Mereka memperkosanya rame rame, dengan badan mereka atau dengan
benda benda asing. Memberinya makanan berupa kecoak dan minuman dari urinenya
sendiri, memukulinya, menendanginya, memutilasi beberapa bagian anggota
badannya dan sangat banyak lagi yang tidak terdokumentasikan oleh para penjahat
itu atau oleh polisi. Mereka membuatnya babak belur dengan rasa kelewat nyeri
di seluruh tubuhnya, mereka mengikatnya, menindihnya, dan menjatuhkan barbell
ke atas perutnya dan terakhir menyiram dengan cairan yang ada dalam korek api
lalu membakarnya. Penyiksaan terakhir lebih dari yang Furuta sanggup menahannya
dan pada akhirnya dia meninggal dunia. Ketika para cowok itu ditanyai kenapa
mereka tidak melakukan apa2 pada detik2 menjelang kematian Furuta, mereka
menjawab, "kami kira dia pura-pura".
Setelah kematian Furuta,
mereka mengisolasi tanganya dan kakinya jadi satu, memasukan dalam drum lalu
mengisinya dengan semen dan buang di tanah kosong. Tubuhnya tidak ditemukan
sampai setaun kemudian. Para pemuda penjahat
itu hanya dipenjara 8 tahun dari kejahatan mereka yang tidak termaafkan dan
sekarang berkeliaran bebas.
Buat yg blm jelas kronologi diatas, ini penjelasan kronologi kejadian menurut catatan sidang dari pengakuan para
Tersangka:
Hari
1: 25 november
1988:
-
penculikan atas Furuta
-
Dikurung sebagai tahanan dirumah, dan dipaksa berpose sebagai pacar salah satu
cowok
-
Diperkosa
-
Dipaksa tlp orangtuanya dan mengatakan kalau dia kabur dan dia dalam situasi
aman
-
Kelaparan dan kekurangan gizi
-
Diberi makan kecoak dan minum kencing
-
Dibakar dengan korek api
Hari
16: 1 desember
1988:
-
Menderita luka pukulan keras yang tak terhitung berapa ratus kali
- Muka
terluka karena jatuh dari tempat tinggi ke permukaan keras
-
Tangan diikat ke langit langit dan badannya digunakan sebagai sasak untuk
ditinju
-
Hidungnya dipenuhi sangat banyak darah sehingga dia cuma bisa bernafas lewat
mulut
-
Barbel sering dipukulkan ke perutnya
-
Muntah darah ketika minum air (lambungnya ga bisa menerima air itu)
-
Mencoba kabur dan dihukum dengan sundutan rokok di tangan
-
Cairan seperti bensin dituang ke telapak kaki, dan betis hingga paha lalu
dibakar
-
Botol dipaksa masuk ke anusnya, sampe masuk, menyebabkan luka.
Hari
26: 10
desember 1989:
-
Tidak bisa jalan dengan baik karena luka bakar dikaki
-
Dipukuli dengan tongkat bamboo
-
Petasan dimasukin ke anus, lalu disulut
-
Tangan dipenyet (dipukul supaya gepeng) dengan sesuatu yang berat dan kukunya
pecah
-
Dipukulin dengan tongkat dan bola golf
-
Memasukan rokok ke dalam kemaluan (atau mungkin maksudnya dijadiin asbak,
dimatiin di kemaluan dan abunya dibuang ke dalam)
-
Dipukulin dengan tongkat besi
- Saat
itu musim dingin bersalju (dinginnya pasti dibawah 0 dejat alias minus) disuruh
tidur di balkon
-
Tusuk sate dimasukin ke dalam kemaluan dan anus menyebabkan pendarahan
Hari
30:
-
cairan lilin panas diteteskan ke mukanya
-
Lapisan mata dibakar korek api
-
Dadanya ditusuk2 jarum
-
Pentil kiri dihancurkan dan dipotong tang
- Bola
lampu panas dimasukin kekemaluan
- Luka
berat di kemaluan karena dimasukin gunting
- Ga
bisa pipis dengan normal
- Luka
sangat parah hingga membutuhkan sejam untuk merangkak turun tangga saja untuk
menggunakan kamar mandi
-
Gendang telinga rusak parah
-
Ukuran otak yang menciut sangat sangat banyak
Hari
40:
-
memohon sama para penyiksa untuk membunuhnya saja.
1
january 1989:
tahun baru
-
Sendirian di dalam gudang. Kedinginan dengan menahan nyeri di beebrapa bagian
tubuh karena dimutilasi.
- ga
bisa bangun dari lantai
hari
ke 44:
- para
cowok itu menyiksa badannya yang termutilasi dengan barbel besi, dengan
menggunakan alasan kalah main mahyong.
-
Furuta mengalami pendarahan di hidung dan mulut.
-
Mereka menyiram mukanya dan matanya dengan cairan lilin yang dibakar.
-
Cairan korek api dituang ke kaki tangan muka, perut dan dibakar. Penyiksaan
akhir ini berlangsung sekitar 2 jam nonstop.
-
Junko furuta meninggal hari itu dalam rasa nyeri sakit dan sendirian. Ga ada
yang bisa ngalahin 44 hari penderitaan yang udah dia alamin.
hari
ke 45
-
Mengisolasi mayat Furuta tanganya dan kakinya jadi satu, memasukan dalam drum
lalu mengisinya dengan semen dan buang di tanah kosong.
Kisah
Furuta ini telah diangkat dua kali dalam sebuah film ditahun 1995 dan ditahun
2004. Sekaligus di jadikan sebuah syair lagu dari grup music Jepang!!!
Satu hal yang saya kagumi dari Junko adalah, dia adalah seorang gadis
yang sangat kuat melawan berbagai macam penyiksaan yang ia alami..
Bayangkan!!! 44 hari dengan siksaan berat dan gak ada yang nolongin dia [parah, sampai-sampai orang tua dari salah satu cowok yang nyiksa Junko sebenarnya tau hal ini tapi mereka gak berani buka mulut.. [Orang tua macam apa itu?] tapi hal itu gak membuatnya lemah begitu aja , bukan berarti dia pasrah dengan keadaanya.. Tapi dia mencoba untuk menerima semuanya dengan ikhlas, krna dia berfikir "semua akan baik-baik saja" itu lah sebabnya dia tidak pernah menyerah dengan keadaannya seperti itu...
Bayangkan!!! 44 hari dengan siksaan berat dan gak ada yang nolongin dia [parah, sampai-sampai orang tua dari salah satu cowok yang nyiksa Junko sebenarnya tau hal ini tapi mereka gak berani buka mulut.. [Orang tua macam apa itu?] tapi hal itu gak membuatnya lemah begitu aja , bukan berarti dia pasrah dengan keadaanya.. Tapi dia mencoba untuk menerima semuanya dengan ikhlas, krna dia berfikir "semua akan baik-baik saja" itu lah sebabnya dia tidak pernah menyerah dengan keadaannya seperti itu...
Jadi
bagi yang merasa hidupnya gak adil seharusnya kita berkaca dari kisah Junko...
"Betapa, beratnya hidup ini untuk kita jalani, akan tetapi jika kita
menjalankannya dengan ikhlas dan senyuman ,maka hidup ini tidak seberat
yang kita kira” :')
Tetaplah Tersenyum..
dan Selamat Jalan Junko Furuta….
cr: kisahhoror
Tidak ada komentar:
Posting Komentar